Tuesday, May 05, 2009

Papa yang tidak kukenal


Waktu saya kecil, saya dan koko dititipkan ke dlm asuhan Apoh, dan kami bertiga tinggal serumah dengan keluarga Jimmy. Karena ga ada sosok ortu, jadi saya dan koko ikut manggil 'mama' dan 'papa' ke ortunya Jimmy (mama kami kakak beradik).


Kalau ga salah, kami tinggal bersama sekitar 8-9 tahun. Seingat saya, 'papa' ini pendiam, kalo pun ngomong cuma formalitas/basa- basi (mis. udh makan?) dengan senyuman, terus setelah dijawab, dia pergi. Saya ga pernah lihat dia sampai marah besar, sabar deh orangnya, kalau omong pun ga keras2/teriak2. Sampai ketika saya, koko dan Apoh pindah ke rumah sendiri, Apoh mulai dengan komplain2nya, ktnya 'papa'nya jahat lah, tp krn saya punya gambaran sendiri ttg dia yg positif, jd ga terlalu memperhatikan. Kalo omong sama mama (kandung) saya juga, dia spt punya impresi yg kurang lah dgn 'papa' ini. Jadi ya saya ambil jalan tengah, menghindar.


Ketika kemarin saya terima telpon dr Jimmy yang mengabarkan kabar duka tersebut, saya bingung, mau sebut beliau sbg siapa krn all along saya panggil 'papa'. Makanya saya terus tergerak untuk menulis sharing ini.


Beliau bed-ridden selama 8 thn lebih. Terakhir saya ketemu beliau, pas perkawinan Jimmy, thn 2000. Waktu itu, beliau msh ok (walaupun sebelumnya pernah kena stroke), attend wedding juga, bbrp waktu stlh kami kembali ke Spore, beliau terserang stroke (yg kedua kali).


Banyak yg berkomentar, kalau beliau itu banyak dosa, makanya menderita begitu. Saya terus merenung, apa iya sih? Saya berdoa, apa sih maksudnya Tuhan, apa Tuhan juga ga apa2 (diam saja) kalau beliau sengsara begitu? Memangnya berapa besar sih dosa beliau?


Setelah mendengar khotbah Pak Ayub di Paskah subuh, ada satu kutipan ayat yang menyentuh hati saya," ...bukan dosa siapa2 tapi supaya kemuliaan Tuhan yang dinyatakan" Semalam, saya sempat menelpon koko di Jkt, ternyata beliau sudah bertahun-tahun masuk Kristen dan jd anggota gereja GKI Kayu Putih. Kalau perjamuan kudus, ada orang2 gereja yang mengunjungi dan perjamuan bersama beliau. Saya terus berpikir, puji Tuhan ya, beliau sudah percaya. Beliau meninggal juga di masa2 kita merenungkan tentang kematian dan kebangkitan Tuhan.


Pengampunan atas dosa2 kita, dosa2 yang dihapus oleh darah Yesus yang tercurah. Feelingnya bisa pas gitu, Tuhan sungguh luar biasa. Orang bisa menolak, tapi tangan Tuhan tetap terbuka menerima kita. Saya mengambil satu pelajaran penting, "yang paling penting bukan apa yang dilihat manusia, tapi apa yang dilihat Tuhan". Jadi, kalau mau dengar, dengar saja FirmanNya, kalau mau lihat, lihat saja kepada Yesus, tangannya yang penuh darah karena tertusuk paku, matanya yang penuh kasih memandang dan mengampuni. Kalo orang lain bilang, jalan lihat depan, kalo orang Kristen bilang, kalau mau selamat jalannya, lihat Yesus.


Semoga Jimmy dan keluarga bisa dikuatkan, dan semoga bisa menjadi berkat buat yang membaca dan memuliakan Tuhan. GOD bless you all.

No comments: