Sunday, June 18, 2006

My Beautiful Angels



Hari ini saya dapat satu teguran yang tidak menyenangkan di gereja, tentang anak saya. Mungkin teman itu ngga bermaksud jelek, tapi nyakitin loh, dia bilang anak saya ngga tau malu.
Naluri orang tua (bukan cuma ibu, soalnya bapaknya juga sempat ikut tersinggung).
Saya sempat bilang sama suami, kalau kita sebagai ortu ikut emosional ttg anak2 kita, bisa2 ortunya yang ribut dan anak2nya cuek aja, lewat berapa hari udah main sama2 lagi.

Anak saya yang pertama, Nathania, memang anak yang special. Tergantung orang mau lihat kelakuannya dari segi mana. Kalau pd dasarnya org udah ngga senang ama dia, ya dia itu anak yang ngga bisa dikontrol. Tapi kalau org bisa terima keadaan dia apa adanya, dia itu anak yang special. Tentu saja, saya sbg ibu, yang paling tau ttg hal itu. Saya selalu bilang, memang dia itu agak aktif, tapi dia punya hati yang baik spt emas, very precious.

Waktu baru menikah, ngga lama terus hamil. Karena saya punya background masa kecil yang menyedihkan dan banyak trauma, jauh dr ortu, suka di-bully orang (kalau di-bully juga ngga berani bales, karena ngga ada yang backing-in). Jadi selama hamil, takut sekali, kadang2 sampai nangis segala. Takutnya karena ngga tau gimana caranya urusin, didik dan besarin anak. Tapi... Tuhan itu sungguh baik, hebat, luar biasa. DIA yang membimbing saya setiap saat. Kalau anak nangis, Dia bisikan penyebabnya. Kalau anak nakal, Dia yang ingetin kalau anak juga bisa stress. Kalau saya capek, Dia yang buat anak2 anteng. Makanya, teman2 suka muji kalau saya ini hebat, ngurus anak dua sendiri, tanpa pembantu. Yang hebat Tuhannya. Seperti manajer, apa yang mesti dikerjakan tiap jam sudah ada masa dan situasi yang tepat. Eh... jadi ngelantur deh. Tapi memang benar loh, Tuhan is the best.

Balik ke soal Nathania, dari kecil jasmani dia susah dikontrol. Tapi yang ajaibnya, dari dlm kandungan, dia itu suka baca Alkitab. Awalnya, tiap jam 10 malam, sebelum tidur saya suka bacain satu perikop bacaan dr buku Encyclopedia Bible for Children, ngga ada cerita, cuma dibahas tentang historical Alkitab. Pada suatu kali, saya lupa waktu karena seru ngobrol dengan suami, eh di dlm perut, dia goyang terus, sampai saya bingung kenapa ya. Terus suami, mungkin becanda juga kali, bilang, 'belum dibacain Alkitab kali', lalu saya ke kamar mulai baca, eh... benar loh dia jadi diam. Sampai sekarang pun, dia sudah Primary 1, sebelum tidur harus dibacain Alkitab, biar mamanya malas, dia akan nangis sampai dibacain. Tuhan hebat ya.

Dari hari ke hari, saya diajar banyak melalui anak saya itu, sampai saya lupa kalau saya takut sekali untuk punya anak. Dari hubungan saya dengan anak2, saya banyak belajar dan ditegur oleh Tuhan. Bukan cuma ditegur dalam hal hubungan ortu dengan anak, tapi juga hubungan saya dengan Tuhan sendiri. Bagaimana mengasihi sesama, dan mengasihi Tuhan, saya melihat iman anak2 itu dan selalu teringat perkataan Tuhan Yesus di Matius 18:3 yang bunyinya, 'And He said: "I tell you the truth, unless you change and become like little children, you will never enter the kingdom of heaven..."

Sering kali saya dan anak2 dihadapi oleh hujan deras ketika mau bepergian, sebelum pergi kami berdoa minta Tuhan untuk menghentikan hujan karena kami mau pergi, dalam nama Tuhan Yesus, Amin. Apa yang terjadi, dengan terheran2 saya melihat hujan yang begitu derasnya karena tertiup angin juga, tiba2 berhenti ketika kami mulai keluar rumah. Anak2 dengan iman mereka yang polos mengucapkan terima kasih Tuhan, dan mulai bernyanyi 'with Christ in the vessel we can smile at the storm...'

Beberapa waktu yang lalu, saya membawakan cerita Penabur Benih kpd anak2 sebelum tidur, saya bercerita, kalau benih yang ditabur di tanah subur bisa bertumbuh dengan baik, misalnya kalau kita ketemu dengan tetangga kita yang bukan Kristen, lalu kita sapa mereka, maka mereka akan punya impersi yang baik tentang orang Kristen. Setelah itu, setiap kali kami melewati rumah tetangga, Nathania selalu menegur tetangga kami. Simple, tapi terkadang kita yang dewasa terlalu gengsi untuk melakukan hal itu. Padahal yang kecil itu bisa jadi kesaksian buat orang lain, bertumbuh jadi pohon yang besar dan berbuah.

Masih banyak lagi cerita2 kesaksian indah dari anak2 saya yang special, makanya terkadang menyakitkan kalau ada orang yang menjelekan mereka (yang dtg dr Tuhan dan dipakai oleh Tuhan), daging juga lemah terkadang mau membalas dengan menceritakan balik kejelekan anak dr teman tersebut, tapi Tuhan bilang, 'Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.' (I Tes 5:15)

Kalau anak2 saja bisa taat dengan Firman Tuhan, bukankah kita yang jauh lebih sanggup melakukan semua perkara dibandingkan dengan anak2, seharusnya jauh lebih mampu taat dengan Firman Tuhan. Singkatnya, kalau anak kecil aja bisa, apalagi kita yang sudah dewasa.

May The Loving Father bless our lives and always be with us.